Denpasar – Pascasarjana Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar kembali menggelar ujian kualifikasi untuk mahasiswa program Doktor Ilmu Agama. Pada kesempatan ini, I Made Putra Aryana mempresentasikan hasil penelitiannya yang berjudul “Eksistensi Taman Beji Desa Adat Samuan: Sebuah Restorasi Heritage Tourism Berbasis Teologi Hindu.” Ujian berlangsung pada 29 Oktober 2024 di ruang ujian program doktor Pascasarjana UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar dengan format hybrid, yang memungkinkan kehadiran secara daring maupun luring.
Dalam waktu 15 menit, Aryana menguraikan mengenai nilai teologis dan historis Taman Beji Desa Adat Samuan sebagai salah satu warisan budaya yang tidak hanya memiliki dimensi spiritual, tetapi juga berpotensi untuk dikembangkan sebagai heritage tourism berbasis teologi Hindu. Ia menyampaikan bahwa restorasi dan pelestarian kawasan ini sangat penting untuk mempertahankan eksistensinya sebagai ruang sakral sekaligus objek wisata yang dapat memberikan pemahaman mendalam tentang ajaran Hindu bagi wisatawan.
Ujian kualifikasi ini dihadiri oleh para penguji dan pembimbing akademik yang terdiri dari para ahli di bidang agama dan pariwisata berbasis budaya. Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si., selaku pembimbing akademik, memandu jalannya diskusi dan memberikan arahan kepada Aryana untuk menyempurnakan beberapa aspek dalam penelitiannya. Dewan penguji lainnya yang hadir yaitu Dr. I Gede Sutarya, SST.Par., M.Ag., Prof. Dr. Drs. Ketut Sumadi, M.Par., Dr. Drs. I Nyoman Ananda, M.Ag., dan Dr. I Gede Suwantana, M.Ag. memberikan pertanyaan kritis yang membangun, terutama mengenai konsep-konsep teologi Hindu yang diaplikasikan dalam pengembangan pariwisata berbasis heritage.
Para penguji juga memberikan apresiasi atas upaya Aryana dalam mengangkat potensi heritage tourism di Taman Beji. Dengan pendekatan yang menekankan pada aspek teologi Hindu, penelitian ini tidak hanya relevan untuk kajian akademik tetapi juga memiliki nilai praktis dalam pengembangan destinasi wisata berbasis budaya dan agama di Bali. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pengelola pariwisata dalam menjaga harmoni antara pelestarian budaya dan pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan.
Diskusi selama sesi tanya jawab berlangsung dengan interaktif, membahas berbagai perspektif mengenai tantangan dan potensi dalam menjaga eksistensi Taman Beji di tengah perkembangan pariwisata modern. Aryana menjawab pertanyaan dari penguji dengan argumentasi yang didukung oleh data dan hasil penelitian lapangan, yang menunjukkan pentingnya sinergi antara masyarakat adat, pemerintah, dan akademisi dalam pelestarian heritage yang berbasis nilai agama.
Melalui penelitian ini, Aryana berharap dapat memberikan kontribusi bagi upaya pelestarian budaya dan peningkatan nilai ekonomi masyarakat lokal di Desa Adat Samuan. Ia menekankan bahwa pelestarian tempat-tempat sakral seperti Taman Beji tidak hanya sekadar menjaga warisan leluhur, tetapi juga sebagai sarana edukasi yang memperkenalkan nilai-nilai luhur Hindu kepada generasi muda dan wisatawan.
Dengan ujian kualifikasi yang berlangsung dengan lancar ini, diharapkan I Made Putra Aryana dapat melanjutkan penelitiannya hingga ke tahap penyusunan disertasi dengan baik. Semoga hasil akhir dari penelitian ini mampu memberikan sumbangsih nyata bagi pelestarian budaya Bali dan pengembangan pariwisata berbasis nilai-nilai Hindu yang selaras dengan alam dan tradisi setempat.-Tupasca