Denpasar, 13 Juni 2025 — Program S-2 Brahma Widya Pascasarjana Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar kembali menggelar ujian seminar hasil penelitian (pra-tesis), kawanku. Kali ini, giliran I Putu Suyasa yang memaparkan hasil penelitiannya yang berjudul “Upacara Pakelem di Goa Garba Pura Catur Lawa Dukuh Sakti Besakih.”
Dalam pemaparannya selama 15 menit, Suyasa menjelaskan secara rinci pelaksanaan upacara Pakelem yang dilakukan di kawasan suci Goa Garba, Besakih. Penelitian ini menggali makna filosofis dan teologis dari pelaksanaan ritual tersebut, yang merupakan salah satu bentuk yadnya untuk keharmonisan alam semesta dan keseimbangan unsur Bhuta, Kala, dan Dewa.
Ritual Pakelem di Pura Catur Lawa ini tergolong langka karena menggabungkan unsur pemujaan kepada Dewa Baruna dengan kekuatan spiritual alam sekitar. Dalam kajian teologi Hindu, Suyasa menekankan pentingnya ritual ini dalam menjaga keharmonisan antara manusia dan lingkungan, khususnya melalui unsur air sebagai elemen suci.
Sesi tanya jawab berlangsung dinamis dengan berbagai pertanyaan tajam dari para penguji. Mereka mengevaluasi kedalaman teori, keakuratan data lapangan, serta relevansi simbolik dalam ritual. Suyasa merespons pertanyaan dengan tangkas dan tenang, menunjukkan pemahaman yang kuat terhadap objek kajiannya.
Dewan penguji yang hadir dalam ujian ini terdiri dari Dr. Drs. I Made Girinata, M.Ag., Dr. Poniman, S.Ag., M.Fil.H., Dr. Ni Gusti Ayu Agung Nerawati, S.Ag., M.Si., serta Dr. I Nyoman Piartha, S.Ag., M.Fil.H. Keempatnya memberikan apresiasi atas keberanian mahasiswa mengangkat topik yang belum banyak diteliti, serta menyarankan pendalaman dari sisi historis dan kontekstual budaya Bali.
Semoga hasil ujian ini menjadi pijakan penting bagi I Putu Suyasa dalam menyelesaikan tahapan berikutnya hingga meraih gelar magister. Semangatnya dalam menggali kekayaan ritual Bali diharapkan mampu memperkaya khazanah keilmuan Brahma Widya dan menjaga warisan budaya spiritual Nusantara.
(tupasca)