I Gede Yuthayasa Kupas Makna Panca Genta dalam Ageman Sulinggih Bhujangga Waisnawa di Ujian Tesis Brahma Widya

I Gede Yuthayasa memaparkan penelitiannya yang berjudul “Panca Genta dalam Ageman Sulinggih Bhujangga Waisnawa di Griya Bhuwana Dharma Shanti Kelurahan Sesetan Denpasar (Kajian Teologi Hindu)”

Bagikan

Facebook
Twitter
WhatsApp

Denpasar, Tupasca – Pascasarjana Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar kembali menyelenggarakan ujian tesis untuk Program Studi Magister Brahma Widya. Pada Rabu, 26 Juni 2025, salah satu mahasiswa atas nama I Gede Yuthayasa mengikuti ujian dengan topik penelitian yang mengangkat nilai-nilai simbolik dalam tradisi keagamaan Hindu Bali.

Dalam ujian tersebut, I Gede Yuthayasa memaparkan penelitiannya yang berjudul “Panca Genta dalam Ageman Sulinggih Bhujangga Waisnawa di Griya Bhuwana Dharma Shanti Kelurahan Sesetan Denpasar (Kajian Teologi Hindu)”. Selama 15 menit, mahasiswa menjelaskan makna dan fungsi dari Panca Genta sebagai simbol suci yang digunakan dalam ritual sulinggih Bhujangga Waisnawa, khususnya dalam konteks teologi Hindu.

Setelah pemaparan, ujian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab oleh para penguji yang berlangsung aktif dan mendalam. Mahasiswa diminta menjelaskan pendekatan teoretis yang digunakan, dasar sastra agama yang dijadikan rujukan, serta keunikan dari simbol Panca Genta dalam struktur ageman sulinggih. Diskusi berjalan dalam suasana ilmiah dan kritis yang memperkaya pemahaman topik yang dikaji.

Adapun dewan penguji yang hadir dalam ujian ini meliputi Prof. Dr. Dra. Relin D.E., M.Ag., Dr. I Dewa Ayu Hendrawathy Putri, S.Sos., M.Si., Dr. I Gusti Made Widya Sena, S.Ag., M.Fil.H., dan Dr. I Made Adi Surya Pradnya, S.Ag., M.Fil.H. Para penguji memberikan apresiasi atas keberanian mahasiswa memilih topik dengan nilai sakral tinggi serta memberi masukan untuk pendalaman dari sisi metodologis dan kontekstual.

Penelitian ini dinilai memberikan kontribusi penting terhadap pengembangan studi teologi Hindu, khususnya dalam menjelaskan makna simbolik alat upacara yang digunakan sulinggih Bhujangga Waisnawa. Kajian ini juga membuka ruang untuk pemahaman lebih luas tentang warisan spiritual Hindu Bali dalam konteks modern namun tetap berakar kuat pada sastra dan tradisi leluhur.

Dengan terselenggaranya ujian ini, I Gede Yuthayasa telah menunjukkan komitmen akademiknya dalam meneliti aspek-aspek penting dari praktik keagamaan Hindu. Semoga proses penyusunan tesis selanjutnya berjalan lancar dan menghasilkan karya ilmiah yang memberikan manfaat bagi pengembangan Brahma Widya dan pelestarian nilai-nilai Hindu yang luhur.

(Tupasca)

Berita Terbaru

Pengumuman